dapursoal.com
- Sesuai dengan tuntutan perkembangan kurikulum yang diterapkan saat ini di
Indonesia yaitu kurikulum 2013 (K13), maka bagi para tenaga pendidik wajib
menguasi teknik pembuatan soal yang bertipe High Order
Thinking Skill (HOTS).
Untuk menjawab
tuntutan tersebut maka kali ini dapur soal akan coba membagikan beberapa tips,
serta modul panduan untuk pembuatan soal bertipe HOTS. Modul ini bertujuan
untuk membantu sobat dapursoal yang masih mengalami kesulitan atau memerlukan
pemahaman lebih mendalam mengenai tata cara pembuatan soal HOTS.
Soal HOTS
sejatinya merupakan soal yang dirancang sedemikian rupa untuk menggali
kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Sehingga pertanyaan yang
terdapat dalam soal bertipe HOTS lebih mengedepankan aspek analisis (C5) dan
evaluasi (C6).
Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah pada lampiran I menyatakan
bahwa salah satu dasar penyempurnaan kurikulum adalah adanya tantangan
eksternal, antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu
lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri
kreatif, budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.
Terkait
dengan isu perkembangan pendidikan di tingkat internasional, Kurikulum 2013
dirancang dengan berbagai penyempurnaan. Penyempurnaan antara lain dilakukan
pada standar isi, yaitu mengurangi materi yang tidak relevan serta pendalaman
dan perluasan materi yang relevan bagi siswa serta diperkaya dengan kebutuhan
siswa untuk berpikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional.
Penyempurnaan
lainnya juga dilakukan pada standar penilaian, dengan mengadaptasi secara
bertahap model-model penilaian standar internasional. Penilaian hasil belajar
diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan berpikir
tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS), karena keterampilan berpikir
tingkat tinggi dapat mendorong siswa untuk berpikir secara luas dan mendalam
tentang materi pelajaran.
Kurikulum
2013 lebih diarahkan untuk membekali siswa sejumlah kompetensi yang dibutuhkan
menyongsong abad ke-21. Beberapa kompetensi penting yang dibutuhkan pada abad
ke-21 sebagaimana dirumuskan dalam 4C yaitu:
(1) critical thinking (kemampuan berpikir kritis) bertujuan agar siswa dapat memecahkan berbagai permasalahan kontekstual menggunakan logika-logika yang kritis dan rasional;
(2) creativity (kreativitas) mendorong siswa untuk kreatif menemukan beragam solusi, merancang strategi baru, atau menemukan cara-cara yang tidak lazim digunakan sebelumnya;
(3) collaboration (kerjasama) memfasilitasi siswa untuk memiliki kemampuan bekerja dalam tim, toleran, memahami perbedaan, mampu untuk hidup bersama untuk mencapai suatu tujuan; dan
(4) communication (kemampuan berkomunikasi) memfasilitasi siswa untuk mampu berkomunikasi secara luas, kemampuan menangkap gagasan/informasi, kemampuan menginterpretasikan suatu informasi, dan kemampuan berargumen dalam arti luas.
(1) critical thinking (kemampuan berpikir kritis) bertujuan agar siswa dapat memecahkan berbagai permasalahan kontekstual menggunakan logika-logika yang kritis dan rasional;
(2) creativity (kreativitas) mendorong siswa untuk kreatif menemukan beragam solusi, merancang strategi baru, atau menemukan cara-cara yang tidak lazim digunakan sebelumnya;
(3) collaboration (kerjasama) memfasilitasi siswa untuk memiliki kemampuan bekerja dalam tim, toleran, memahami perbedaan, mampu untuk hidup bersama untuk mencapai suatu tujuan; dan
(4) communication (kemampuan berkomunikasi) memfasilitasi siswa untuk mampu berkomunikasi secara luas, kemampuan menangkap gagasan/informasi, kemampuan menginterpretasikan suatu informasi, dan kemampuan berargumen dalam arti luas.
Hasil
telaah butir soal yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA pada Pendampingan
USBN tahun pelajaran2018/2019 terhadap 26 mata pelajaran pada 136 SMA Rujukan
yang tersebar di 34 Provinsi, menunjukkan bahwa dari 1.779 butir soal yang
dianalisis sebagian besar ada pada Level-1 dan Level-2.
Dari 136 SMA Rujukan, hanya 27 sekolah yang menyusun soal HOTS sebanyak 20% dari seluruh soal USBN yang dibuat, 84 sekolah menyusun soal HOTS di bawah 20%, dan 25 sekolah menyatakan tidak tahu apakah soal yang disusun HOTS atau tidak. Hal itu tidak sesuai dengan tuntutan penilaian Kurikulum 2013 yang lebih meningkatkan implementasi model-model penilaian HOTS.
Dari 136 SMA Rujukan, hanya 27 sekolah yang menyusun soal HOTS sebanyak 20% dari seluruh soal USBN yang dibuat, 84 sekolah menyusun soal HOTS di bawah 20%, dan 25 sekolah menyatakan tidak tahu apakah soal yang disusun HOTS atau tidak. Hal itu tidak sesuai dengan tuntutan penilaian Kurikulum 2013 yang lebih meningkatkan implementasi model-model penilaian HOTS.
Selain
itu, hasil studi internasional Programme for International Student Assessment (PISA)
menunjukkan prestasi literasi membaca (reading literacy), literasi matematika (mathematical
literacy), dan literasi sains (scientific literacy) yang dicapai siswa Indonesia
sangat rendah.
Pada umumnya kemampuan siswa Indonesia sangat rendah dalam: (1) mengintegrasikan informasi; (2) menggeneralisasi kasus demi kasus menjadi suatu solusi yang umum; (3) memformulasikan masalah dunia nyata ke dalam konsep mata pelajaran; dan (4) melakukan investigasi.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas, maka perlu adanya perubahan sistem dalam pembelajaran dan penilaian. Soal-soal yang dikembangkan oleh guru diharapkan dapat mendorong peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan kreativitas, dan membangun kemandirian siswa untuk menyelesaikan masalah.
Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan SMA menyusun Modul Penyusunan Soal HOTS bagi guru SMA.
Pada umumnya kemampuan siswa Indonesia sangat rendah dalam: (1) mengintegrasikan informasi; (2) menggeneralisasi kasus demi kasus menjadi suatu solusi yang umum; (3) memformulasikan masalah dunia nyata ke dalam konsep mata pelajaran; dan (4) melakukan investigasi.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas, maka perlu adanya perubahan sistem dalam pembelajaran dan penilaian. Soal-soal yang dikembangkan oleh guru diharapkan dapat mendorong peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan kreativitas, dan membangun kemandirian siswa untuk menyelesaikan masalah.
Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan SMA menyusun Modul Penyusunan Soal HOTS bagi guru SMA.
Buku panduan pembuaatan soal HOTS Biologi dapat diunduh pada link dibawah
DISINI
Semoga buku panduan diatas dapat bermanfaat bagi sobat dapursoal
Salam,
dapursoal.com
DISINI
Semoga buku panduan diatas dapat bermanfaat bagi sobat dapursoal
Salam,
dapursoal.com
0 komentar