Modul Penyusunan Soal HOTS Sejarah Indonesia

Modul Penyusunan Soal HOTS Sejarah Indonesia




dapursoal.com - Sesuai dengan tuntutan perkembangan kurikulum yang diterapkan saat ini di Indonesia yaitu kurikulum 2013 (K13), maka bagi para tenaga pendidik wajib menguasi teknik pembuatan soal yang bertipe High Order Thinking Skill (HOTS).

Untuk menjawab tuntutan tersebut maka kali ini dapur soal akan coba membagikan beberapa tips, serta modul panduan untuk pembuatan soal bertipe HOTS.

Modul ini bertujuan untuk membantu sobat dapursoal yang masih mengalami kesulitan atau memerlukan pemahaman lebih mendalam mengenai tata cara pembuatan soal HOTS. Pada kesempatan kali ini, yang akan kami bagikan adalah panduan soal HOTS Sejarah Indonesia.

Soal HOTS sejatinya merupakan soal yang dirancang sedemikian rupa untuk menggali kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Sehingga pertanyaan yang terdapat dalam soal bertipe HOTS lebih mengedepankan aspek analisis (C5) dan evaluasi (C6).

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 36 Tahun 2018 menyatakan bahwa salah satu dasar penyempurnaan kurikulum adalah adanya tantangan eksternal, antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif, budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional.

Terkait dengan isu perkembangan pendidikan di tingkat internasional, Kurikulum 2013 dirancang dengan berbagai penyempurnaan.

Penyempurnaan antara lain dilakukan pada standar isi, yaitu mengurangi materi yang tidak relevan serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi siswa serta diperkaya dengan kebutuhan siswa untuk berpikir kritis dan analitis sesuai dengan standar internasional.

Penyempurnaan lainnya juga dilakukan pada standar penilaian, dengan mengadaptasi secara bertahap model-model penilaian standar internasional.

Penilaian hasil belajar diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS), karena keterampilan berpikir tingkat tinggi dapat mendorong siswa untuk berpikir secara luas dan mendalam tentang materi pelajaran.

Kurikulum 2013 lebih diarahkan untuk membekali siswa sejumlah kompetensi yang dibutuhkan menyongsong abad ke-21.

Beberapa kompetensi penting yang dibutuhkan pada abad ke-21 sebagaimana dirumuskan dalam 4C yaitu:

(1) critical thinking (kemampuan berpikir kritis) bertujuan agar siswa dapat memecahkan berbagai permasalahan kontekstual menggunakan logika-logika yang kritis dan rasional;

(2) creativity (kreativitas) mendorong siswa untuk kreatif menemukan beragam solusi, merancang strategi baru, atau menemukan cara-cara yang tidak lazim digunakan sebelumnya;

(3) collaboration (kerjasama) memfasilitasi siswa untuk memiliki kemampuan bekerja dalam tim, toleran, memahami perbedaan, mampu untuk hidup bersama untuk mencapai suatu tujuan; dan

(4) communication (kemampuan berkomunikasi) memfasilitasi siswa untuk mampu berkomunikasi secara luas, kemampuan menangkap gagasan/informasi, kemampuan menginterpretasikan suatu informasi, dan kemampuan berargumen dalam arti luas.

Hasil telaah butir soal yang dilakukan oleh Direktorat Pembinaan SMA pada Pendampingan USBN tahun pelajaran2018/2019 terhadap 26 mata pelajaran pada 136 SMA Rujukan yang tersebar di 34 Provinsi, menunjukkan bahwa dari 1.779 butir soal yang dianalisis sebagian besar ada pada Level-1 dan Level-2.

Dari 136 SMA Rujukan, hanya 27 sekolah yang menyusun soal HOTS sebanyak 20% dari seluruh soal USBN yang dibuat, 84 sekolah menyusun soal HOTS di bawah 20%, dan 25 sekolah menyatakan tidak tahu apakah soal yang disusun HOTS atau tidak.

Hal itu tidak sesuai dengan tuntutan penilaian Kurikulum 2013 yang lebih meningkatkan implementasi model-model penilaian HOTS.


Selain itu, hasil studi internasional Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan prestasi literasi membaca (reading literacy), literasi matematika (mathematical literacy), dan literasi sains (scientific literacy) yang dicapai siswa Indonesia sangat rendah.

Pada umumnya kemampuan siswa Indonesia sangat rendah dalam: (1) mengintegrasikan informasi; (2) menggeneralisasi kasus demi kasus menjadi suatu solusi yang umum; (3) memformulasikan masalah dunia nyata ke dalam konsep mata pelajaran; dan (4) melakukan investigasi.

Berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas, maka perlu adanya perubahan sistem dalam pembelajaran dan penilaian.

Soal-soal yang dikembangkan oleh guru diharapkan dapat mendorong peningkatan keterampilan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan kreativitas, dan membangun kemandirian siswa untuk menyelesaikan masalah.

Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan SMA menyusun Modul Penyusunan Soal HOTS Sejarah Indonesia bagi guru SMA.

File Modul dapat diunduh DISINI

Sekian dari kami, semoga modul tersebut bermanfaat bagi sobat dapursoal.com

Salam,

Tim dapursoal.com

0 komentar